KAOS ETNIK SITUBONDO
Oleh : Kelompok Kreatif Situbobondo
T-shirts of the ethnic Madurese creative group situbobondo
LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu jenis sandang, kaos merupakan jenis konveksi yang paling banyak digemari dan memiliki market share yang baik di masyarakat. Hal ini karena sifat penggunaannya yang simpel, santai, kreatif dan komunikatif. (As one type of clothing, t-shirts are the most popular type of convection and has a good market share in the community. This is because the nature of its use of simple, relaxed, creative and communicative.)
Berbeda dengan kemeja yang cenderung menampilkan formalitas, kaos lebih bersifat independen sehingga dapat ditampilkan secara formal maupun non-formal. Kaos dengan tampilan logo lembaga, kelompok organisasi atau produk advertising merupakan contoh penggunaan kaos secara formal, sedangkan kaos dengan tampilan asset budaya daerah tertentu atau “ber-statement celoteh” merupakan contoh penggunaan kaos secara Non-formal. (Unlike shirts that tend to show formality, t-shirts are more independent so that it can be displayed in non-formal and formal. T-shirts with the logo display agency organization, or group of product advertising is an example of the use of formal shirts, while the T-shirt with the views of particular local cultural assets, or "chirped the statement" is an example of using non-formal shirts.)
Kaos juga memiliki sifat missionable karena dapat berfungsi sebagai penyampai missi sesuai maksud dan keinginan si pembuat. Bagi organisasi / lembaga, kaos dapat menjadi media sosialisasi efektif tentang keberadaan lembaga/organisasi, sebagai media advertising produk bagi para pengusaha, dan bagi para kreator design and printing kaos dapat menjadi komoditi jual yang dapat sangat menguntungkan secara ekonomi. Keberhasilan kreator DAGADO (Yogyakarta) maupun JOGER (Bali) menguasai pasar konveksi nasional melalui konsep design statement celotehnya, adalah bukti bahwa inovasi dan kreativitas pada dasarnya merupakan kunci keberhasilan secara ekonomi disamping tata penyelenggaraannya yang benar dan profesinal. (The shirt also missionable in that it can act as a transmitter of the Mission in accordance with the intention and wishes of the creator. For organisations/institutions, t-shirts can be effective dissemination media about the existence of institutions/organizations like media advertising for products for entrepreneurs, and for designing and printing t-shirts may be a commodity that can be very profitable sales in the economy. The success of the creators of DAGADO (Yogyakarta), and Joger (Bali) national convection to dominate the market through design chit-chat application concept is proof that innovation and creativity are key to economic success, as well as the rules of grammar and profesinal.)
Disamping itu kekuatan daya kreasi kedua kreator tersebut melalui inovasi “statement-design” (disain berkonsep celoteh) telah pula terlihat mampu mendongkrak daya minat masyarakat serta mampu mendobrak selera pasar komoditi ini yang selama ini cenderung bersifat “Picture-Design” sentris. (In addition, the strength of the two creators creation through innovation "-design statement" (chirped design concepts) is also seen to increase public interest and to break down this sense the commodity markets tend to become "Image-Design" moderate.)
Perkembangan design motive dan pergeseran selera pasar inilah yang selanjutnya mendasari inspirasi dan pemikiran kreatif untuk lebih mengarahkan pengembangan motif design pada konsep “STATEMENT ETHNIC-DESIGN” yang lebih mengedepankan pada eksplorasi tata-kata / tata-kalimat berbasis budaya bahasa daerah (bahasa Madura), terformat dalam bentuk CELOTEH BUDAYA, serta disajikan secara unik, estetik, dan elegan sebagai Kaos, Sticker, Pin, (Dll..) ETNIK bernuansa KHAS SITUBONDO.(Motif design developments and shifts in market tastes that underlie further inspiration and creative thinking to better guide the development of design motifs on the concept of "ETHNIC-DESIGN STATEMENT" which tend to emphasize the exploration of spatial-word / sentence-based grammar cultural vernacular (language of Madura), CULTURE formatted in the form of chat, and presented in a unique, aesthetic, and elegant as the T-shirt, Sticker, Pin, (Dll..) ETHNIC SPECIAL SITUBONDO nuanced.)
Melalui pengembangan konsep inilah selanjutnya diharapkan di masa mendatang Kabupaten Situbondo akan memiliki produk DESIGN-PRINTING unggulan alternatif berupa Kaos, Sticker, Pin, (Dll..) ETNIK bernuansa KHAS SITUBONDO, disamping produk Batik Khas Situbondo yang telah mulai dikembangkan. (Through further development of this concept is expected in the future will have a product DESIGN-PRINTING Situbondo superior alternative forms of T-shirts, Sticker, Pin, (Dll..) ETHNIC SPECIAL SITUBONDO nuanced, in addition to typical Situbondo Batik products that have been developed.)
Beberapa hal lain sebagai peluang potensial lainnya yang juga mendasari timbulnya konsep kreatif ini adalah : (A few other things as other potential opportunities that also underlies the emergence of creative concept is:)
1. Hingga saat ini masih belum ditemui adanya komoditi DESIGN-PRINTING (Kaos, Sticker, Pin, (Dll..)) bermotif “BUDAYA ETNIK” (khususnya yang bernuansa Khas Madura) yang beredar di masyarakat, sehingga memungkinkan pemunculannya akan bersifat patent (sebagai produk pioneer); Until now still have not found any commodity-DESIGN PRINTING (T-Shirt, Sticker, Pin, (Dll.).) Patterned "ETHNIC CULTURE" (especially nuance Madura) circulating in the community, bringing the total number of voters will patent (as the pioneer product );
2. Pangsa pasar yang masih sangat luas sehingga dapat dikembangkan sebagai SEKTOR USAHA DESIGN-PRINTING (Kaos, Sticker, Pin, (Dll..)) KHAS DAERAH. The market share is still very wide so it can be developed as INDUSTRIAL DESIGN-PRINTING (T-Shirt, Sticker, Pin, (Dll.).) SPECIAL AREA
3. Bagi masyarakat lokal (situbondo) produk ini dapat membangkitkan animo oleh sebab keunikan dan kekhasannya; sedangkan bagi masyarakat Situbondo di luar daerah produk ini dapat menjadi souvenir khas daerah (Situbondo) serta berfungsi sebagai media pengobat kerinduan terhadap bahasa madura sebagai bagian dari budaya etnik mereka; For local communities (Situbondo) this product can generate interest because of their unique and peculiar to it, while for those outside the region this Situbondo souvenir products to the local (Situbondo) and serve as a healer longing madura language as part of their ethnic culture;
MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
1. Menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo tentang konsep pengembangan budaya Bahasa Daerah (Madura) sebagai statement design produk KAOS ETNIK KHAS SITUBONDO.
2. Menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo tentang perlunya ide kreatif ini kelola dan diwujudkan sebagai salah satu sektor usaha daerah
2. TUJUAN
Melalui penyelenggaraan konsep ini diharapkan Pemerintah Kabupaten Situbondo:
1. Dapat menjadi pelopor (pioneer) pengembangan statement design berbasis budaya bahasa daerah dalam bisnis Konveksi Khas Daerah;
2. Memiliki produk konveksi unggulan alternatif (dalam bentuk KAOS ETNIK bernuansa KHAS SITUBONDO), disamping produk Batik khas Situbondo yang telah ada dan mulai dikembangkan.
3. Dapat meningkatkan konsep ini menjadi sektor usaha daerah berskala nasional sehingga mampu menjadi sumber PAD alternatif bagi daerah di masa yang akan datang;
4. Dapat memberikan kesempatan kerja bagi potensi tenaga kerja lokal;
3. BENTUK KEGIATAN
a. Menyelenggarakan pelatihan design grafis, sablon, dan pemasaran produk bagi potensi tenaga kerja di Kabupaten Situbondo
b. Memproduksi Kaos maupun souvenir lainnya (sticker, Pin, gantungan kunci, dll) dengan statement design bertema Celotehan, Pantun, dll berciri khas Etnik Madura;
c. Memasarkan produk yang dihasilkan melalui pendirian Out-let pemasaran Souvenir Khas Daerah;
4. NAMA MEREK YANG DIUSULKAN ADALAH “CALARRE’T”
Nama ini berasal dari kata dasar bahasa madura “ CARRET” yang berarti “coretan / goresan”, sedangkan CALARRET adalah penggalan dari kata RET-CALARRET yang merupakan hasil dari proses metamorfosis / perubahan bentuk kata “CARRET” menjadi RET-CALARRET (yang menyatakan Coretan / goresan dalam bentuk jamak), seperti halnya tat-caletat, gul-mandugul, Tar-ngacentar, long-mapolong. dll). RET-CALARRE’T secara umum dapat dipahami sebagai hasil dari suatu kegiatan Coret-mencore’t yang tersaji dalam bentuk tidak beraturan.
Berdasarkan pemahaman inilah maka nama “CALLARRET” selanjutnya dipilih sebagai nama merek dengan maksud bahwa :
1. Untuk setiap event yang bersifat Etnis-Kedaerahan sudah sewajarnya (bahkan sudah semestinya) menggunakan kata / kalimat yang berasal dari budaya etnik sebagai judul / nama kegiatan;
2. “CALLARRET” sebagai salah satu kata dalam bahasa madura yang keberadaannya semakin terpinggirkan (oleh bahasa nasional dan asing) maka dengan possioningnya sebagai merek produk selanjutnya diharapkan akan mampu menginspirasi masyarakat untuk kembali menggali istilah - istilah bahasa madura (sebagai bahasa ibu mereka) sehingga khasanah bahasa etnik madura akan dapat dipertahankan dan dilestarikan hingga ke anak dan cucu mereka.
3. Melalui pengertian “CALARRET” sebagai bentuk goresan yang tidak beraturan, di harapkan akan menjadi “semangat” untuk mewujudkan “kebebasan berinspirasi, berimajinasi, dan Berkreasi (namun tetap mengedepankan nilai estetika, kesopanan, eleganitas serta selera pasar - masyarakat)” sehingga eksplorasi dan pengembangan khasanah budaya etnik madura akan dapat dilakuan secara optimal, cepat dan atas dasar peran-serta masyarakat.